MANNEQUIN
ABOUT ENTRY LINKS TWITER WORDPRESS TUMBLR
Library 01
Saturday, May 25, 2013 • 8:34 PM • 0 comments



IT JUST END LIKE THAT

Oneshoot | Romance, Mariaged-Life

Lee Donghae | Jung Jiwoon | Cho Kyuhyun

A Fanfiction Written by VnJwoon

WARNING : NO CHILD UNDER 14

-But it is not a NC-Fiction-

oOo

Kyuhyun is the most sucks person in the world, but he is the most fuckin’ handsome of a bitchy boys. And Donghae is the most err… I don’t know the right word for him, because he is too perfect.-Jung Jiwoon


oOo
Im give up.” Lee Donghae menjatuhkan kepalanya di atas meja kerja berukir kayu mahoni itu. Berulang kali ia mendongakkan kepalanya dan yang dilihatnya hanyalah seorang gadis yang sedang duduk manis sambil memain-mainkan kuku jarinya. Donghae mendesah pelan karena putus asa akan pekerjaannya yang tak kunjung selesai.

“Kupikir menyelesaikan pekerjaan itu tidak sesulit saat aku harus mengantri berjam-jam untuk midnight sale yang ternyata dibatalkan.” Donghae mendongakkan kepalanya dan menatap wanita itu dengan ekor matanya. Lets see if you can get it done.

“Kau tidak mungkin menyuruhku mengambil alih pekerjaanmu, kan, Lee Donghae?”

Ofcourse I will. Im not on a good mood right now.” Setidaknya Donghae memang mengatakan hal yang sebenarnya, walau kemudian ia menyadari kalau Jiwoon bukanlah gadis yang benar-benar peduli dengan orang lain. Dia adalah orang yang lebih mementingkan high heels Givenchy yang sedang turun harga ketimbang mendengar keluh kesah tentang perasaanmu hari ini.

“Kau mengusirku? Well, its not a kind of big problem. Karena jika Kyuhyun menepati janjinya, dia akan datang 30 menit lagi.”

“Tapi ia bukan tipikal orang yang terbiasa menepati janjinya,” ujar Donghae dan langsung membuat Jiwoon membenarkan hal itu. Memang tak bisa dipungkiri kalau Kyuhyun punya segalanya. Tampan; Kaya; dan Berpendidikan tinggi. Hanya sayang, walaupun memiliki IQ yang sangat tinggi, pria itu tak bisa membedakan siang dan malam. Kalau kau mengatakan ingin bertemu dengannya pukul 4 sore, paling tidak kau harus membuat janji 6 jam sebelumnya.

Kyuhyun is the most sucks person in the world, but he is the most fuckin’ handsome of a bitchy boys. Begitulah pikir Jiwoon. Ya… Diluar dari pekerjaannya yang hanya sekedar menorehkan tanda tangannya di atas surat investasi bernilai jutaan dollar, Kyuhyun adalah pria sempurna. Di mata Jiwoon.

That’s why Im here,” balas Jiwoon dengan aksen cueknya yang seperti biasa. Donghae hanya mencibir melihat kelakuan Jiwoon yang selalu seperti itu-kekanak-kanakkan dan menyebalkan.
Jiwoon tersenyum manis-walaupun kelihatannya seperti senyum mengejek. Dan Donghae hanya bisa menahan napas kalau sudah melihat senyum itu. Senyum yang bahkan Kyuhyun pun jarang mendapatkannya. Ia berani bertaruh kalau rumah tangga mereka sehari-hari hanya dipenuhi oleh keluhan Jiwoon tentang gagalnya ia mendapat koleksi hand bag terbaru Jeremy Scott atau keluhan tentang jarangnya Kyuhyun pulang ke rumah dan menemaninya menonton koleksi film-film barat yang isinya hanya seputar cinta dan uang. Ia yakin kalau setiap hari, di ruang kerjanya, Kyuhyun pasti lebih memilih menutup telinganya ketimbang mendengar ocehan Jiwoon yang berisik seperti radio rusak.

Walaupun begitu, Donghae begitu menikmati setiap detik kebersamaanya dengan wanita ini, dia rela mengorbankan apapun di dunia ini jika saja dia bisa menghentikan waktu dan membiarkan Jiwoon tetap di sisinya.

Tidak sampai ia yang membiarkan Jiwoon pergi begitu saja.

Tiba-tiba saja Donghae tersenyum. Sebuah senyum yang membuat wanita mana pun pasti bertekuk lutut padanya. Dan senyum itulah yang selalu disukai oleh Jiwoon. Senyum yang menghanyutkan dan menurut Jiwoon, senyum itu menyimpan sebuah misteri. Karena setiap Donghae tersenyum, kau akan lupa segalanya-bahkan suamimu sekalipun.

“Apa yang kau pikirkan?” Donghae terkejut karena tiba-tiba ia sudah mendapati wajah Jiwoon yang berada sangat dengan dengan wajahnya. Bahkan hidung mancung Jiwoon mungkin hanya berjarak 4 cm dari hidungnya. Donghae bisa merasakan nafas Jiwoon yang menderu halus di depannya. Mungkin jika mereka berada dalam keadaan seperti ini 12 tahun lalu, Donghae pasti sudah lari menjauhi Jiwoon agar wanita itu tak merasakan degupan jantungnya yang berpacu kencang.

“Tentang keadaan 12 tahun lalu,” ujar Donghae datar. Hingga sedetik kemudian ia menyesal telah mengatakannya, karena setelah itu, Jiwoon langsung melipat tangannya di atas meja dan semakin memperkecil jarak diantara mereka.

“Saat dimana kau dan Kyuhyun bertengkar hebat karena menyukai gadis yang sama. Am I Right?” Donghae menarik napas berat karena tebakan Jiwoon tepat sasaran. Hal itulah yang sedang dipikirkannya sekarang-sejak ia tak sengaja menatap ke dalam manik mata kecoklatan milik Jiwoon saat ia mengoceh tak jelas menyampaikan keluhannya terhadap Kyuhyun padanya.

Ia masih menemukan sorot mata yang sama pada mata indah itu.

“Lucu. Kalau aku mengingat kenangan kita sewaktu masih berusia 15 tahun, aku membayangkan bagaimana penampilanmu dan Kyuhyun saat itu. Masih bertubuh kurus dan berponi dibelah dua. What a bad style.” Jiwoon terus saja mengoceh dengan nada khas Jung Jiwoon yang pasti membuat Donghae ingin menjitak kepala wanita itu sekarang juga.

Tapi bukan itu yang aku pikirkan sekarang, Ji.

“Dan kau tahu siapa sebenarnya yang dipilih oleh gadis itu?” Donghae menggangguk. Ia sudah tahu pasti kalau yang dipilih Jiwoon pastilah Kyuhyun. Karena dari dulu, Kyuhyun memang memiliki segala-galanya. Dan hanya satu hal yang tak dimiliki Donghae dari Kyuhyun, Jiwoon. Jung Jiwoon.

“Kalau kau mengira gadis itu memilih Cho Kyuhyun, kau salah, Lee Donghae. Gadis itu lebih memilih seorang lelaki polos dan pendiam ketimbang laki-laki cerewet dan menyebalkan macam Cho Kyuhyun yang tidak bisa membedakan siang dan malam. Gadis itu memilihmu.”

Jiwoon menarik badannya dan menjauhkan jarak diantara mereka. Ia tahu, saat ini mereka sedang terlempar jauh ke dalam kenangan 12 tahun lalu. Saat dimana mereka bertiga masih berada di Junior High School. Jiwoon sangat ingat waktu ia secara tidak sengaja melihat senyum Donghae dan menatap manik mata Donghae yang berwarna hitam. Dan aku jatuh cinta padanya.

“Kau lebih memilih Cho Kyuhyun. Aku tahu itu. Jangan berbohong padaku, Ji.”

“Ya. Aku memilih Lee Donghae. Sampai kau meninggalkanku 4 tahun lalu.”

“Aku tidak meninggalkanmu, Ji. Aku hanya pergi sementara dan ketika aku kembali, kau sudah bersama Kyuhyun.”

Jiwoon mengabaikan kalimat Donghae dan melirik arlojinya sekilas. “Aku masih punya waktu lagi 10 menit untuk mengatakan hal ini padamu, Lee Donghae.”

Jiwoon menahan nafasnya sesaat sebelum ia kemudian melanjutkan kalimatnya.

“Kau pergi. Tanpa mengatakan apapun padaku. Dan setelah 4 tahun, kau kembali dan membangun kontrak kerja bersama suamiku. Menurutmu, aku harus bersikap bagaimana? Aku tak mungkin meninggalkan suamiku hanya untuk orang yang mencintaiku 12 tahun lalu.”

“Itu ide yang bagus. Kau bisa melayangkan surat cerai pada Kyuhyun dan mengatakan kalau kau ingin bersamaku. Katakan padanya kalau kau sudah bosan melihat perutnya yang buncit dan menolak untuk menciumnya karena wajahnya yang semakin dipenuhi jerawat-jerawat kecil.”

“Seperti sebuah film. Aku lupa judulnya. Karena aku memang tak pernah memperdulikan judul sebuah film. Tapi mungkin kau benar. Aku bisa menceraikannya lalu bermain-main denganmu.”

“Tapi aku bahagia bersama Cho Kyuhyun.”

Donghae menghela nafas berat karena jawaban Jiwoon tak seperti yang dia inginkan. Kau bahagia, tetapi aku tidak akan pernah bahagia.

“Jika aku bisa mengulang waktu seperti 4 tahun lalu, aku akan mengatakan kalau aku begitu mencintaimu, Ji. Aku bukan lagi anak kecil berumur 15 tahun yang mencintai gadis kecil manja menyebalkan. Tapi kali ini aku lelaki dewasa yang sudah tahu apa arti cinta sesungguhnya dan aku menemukan itu pada seorang wanita dewasa yang ternyata masih sangat kekanak-kanakkan.”

Jiwoon terkekeh pelan pada kalimat Donghae yang penuh dengan sindiran pedas yang terarah padanya. Pria ini memang selalu seperti itu-mengatakan semua hal yang ada dikepalanya tanpa rasa ragu-kecuali satu hal yang berhubungan dengan hatinya.
oOo
 “Dia sudah terlambat 10 menit. Demi apapun alasannya nanti, Kyuhyun harus menemaniku menonton Devils Wears Prada. Atau kalau ia menolak, setidaknya ia tak boleh memblokir kartu kreditku karena Louis Vuitton akan mengeluarkan hand bag terbarunya!” Seru Jiwoon bersemangat. Wanita ini menceritakan hal-hal yang tidak penting-bagi para lelaki-seperti seorang anak kecil yang kegirangan karena menemukan golden ticket untuk masuk ke Chocolate Factory milik Willy Wonka.

“Sayangnya anak itu lebih menyukai film anak kecil seperti Madagascar, The Cipmunk, dan-  bahkan dia menangis ketika menonton Toy Story 3. Hhh.. aku hanya akan bersemangat jika ia mengajakku menonton Fast and Furious atau Twilight  atau The Lord of The Rings juga tidak masalah.” Donghae tertawa geli mendengar Jiwoon yang terus mengoceh tentang film-film kesukaannya.

“Beruntunglah suamimu tidak seperti Eunhyuk yang lebih suka menonton film-film rated,” ujar Donghae diiringi tawa terkekeh yang membuat Jiwoon mengerutkan keningnya dan menaikkan sebelah alisnya.

“Cho Kyuhyun menonton Breaking Dawn dan di-skip sampai bed scene antara Bella dan Edward. Menurutmu orang itu baik-baik saja?” kata Jiwoon dengan nada serius di dalamnya. Donghae sampai terpingkal geli karena wanita ini dengan lancarnya membongkar aib suaminya sendiri. Tapi bukankah hal itu memang wajar bagi pria yang sudah cukup umur?

“Ya terserah apa katamu… Tapi awas saja kau malam ini, Nona Jung.” Tiba-tiba saja Kyuhyun sudah muncul dibalik pintu ruang kerja Donghae dan mengacak-acak rambutnya. Kau tidak akan mendapatkannya malam ini, Tuan Cho.

“Aku penasaran berapa banyak koleksi film yang dimiliki istrimu ini, Kyu,” ujar Donghae dan mendesis pelan pada Jiwoon yang sudah menggamit lengan suaminya dengan manja.

“Lebih banyak daripada jumlah sepatunya. Percayalah,” jawab Kyuhyun sekenanya tetapi berhasil membuat Donghae terpingkal pelan.

“Baiklah, kita pulang sekarang. Kau terlambat 20 menit. Jadi kau harus menemaniku menonton Thunderstruck malam ini juga. Sampai jumpa Lee Donghae…”

“Kau lihat kan? Seperti yang aku katakan, koleksi filmnya lebih banyak dari jumlah sepatunya.”

“Dan Kyuhyun telah menonton film rated sebanyak koleksi gaun malamku,” ucap Jiwoon di sela-sela genggaman tangan Kyuhyun yang menyeretnya menuju lobi yang akan membawa mereka ke basement.

Donghae hanya mengela nafas melihat kepergian Jiwoon bersama Kyuhyun. Setidaknya aku masih bisa melihat bagaimana gadis itu tumbuh menjadi seorang wanita seutuhnya.

oOo
Cho Kyuhyun merengkuh setir mobilnya dan meremas benda bundar itu dengan erat. Sudah 5 menit sejak mereka berdua berada di dalam mobil, tetapi Kyuhyun belum juga menghidupkan mesin mobilnya. Sedangkan Jiwoon masih duduk dengan tenang dan memainkan kuku-kuku jarinya yang berwarna merah. Wanita ini sama sekali tidak peduli pada apa yang terjadi dengan suaminya. Ia hanya berpikiran kalau Kyuhyun lupa caranya menjalankan sebuah mobil.

I knew it,” ujar Kyuhyun akhirnya.

“Oh akhirnya…” balas Jiwoon lega. “Akhirnya kau berbicara juga, Tuan Cho. Tadinya kupikir aku sedang bersama patung batu yang tiba-tiba lupa caranya mengemudi.”

Mendengar respon Jiwoon yang datar seperti itu, Kyuhyun mengurungkan niatnya untuk berbicara serius dengan istrinya. Akhirnya ia memutuskan untuk menyalakan mobil dan melajukannya dengan kecepatan sedang. Ia tahu walau Jiwoon adalah penggemar film Fast and Furious, wanita ini akan protes jika Kyuhyun membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi.

oOo

Jiwoon sedang berdiri di depan cermin dan melepaskan antingnya ketika Kyuhyun tiba-tiba menariknya dan menjatuhkan tubuh mungil nan elegan itu di atas kasur. Kyuhyun menindih Jiwoon. Matanya menatap tajam ke dalam manik mata kecoklatan milik Jiwoon yang membuatnya tergila-gila sampai saat ini.

“Katakan kalau kau mencintaiku,” ujar Kyuhyun datar

“Ya aku mencintaimu, Cho Kyuhyun,” balas Jiwoon dan maih mencoba memberontak dari penjara badan Kyuhyun.

“Berjanjilah kau tak akan meninggalkanku, Ji.”

“Untuk apa? Aku sudah mengucapkan janji itu 2 tahun lalu di depan pendeta dan para saksi lainnya.”

“Apa kau bahagia bersamaku?”

What a bitch question! Tentu saja aku bahagia. Givency, Prada, Marc Jacobs, Hermes, and another expensive goods, I’d love them!

Kyuhyun tersenyum tipis dan memaklumi kegilaan istrinya tersebut pada barang-barang mewah dari merk-merk terkenal. Bahkan mungkin wanita ini lebih hafal nama-nama perancang mode dunia daripada nama-nama Presiden Amerika dari angkatan George Washington sampai Obama yang masih memerintah saat ini.

“Aku tahu kau menyukai senyum Donghae.”

Ya. Aku memang menyukai senyum lelaki itu. Senyum yang bahkan terlihat lebih indah daripada senyummu, Tuan Cho. Jiwoon kemudian tersenyum tipis dan mencoba mencari celah agar ia bisa lari dari pria ini sekarang juga. Oh, please. I can’t do this right now. Bisakah orang ini menunggu malam datang?

“Kau beruntung, Tuan Cho…” ujar Jiwoon datar tetapi berhasil membuat Kyuhyun menaikkan sebelah alisnya. “Beruntung karena apa?”

Tanpa diduga oleh Kyuhyun, Jiwoon menautkan lengannya di atas leher Kyuhyun dan menarik kepala pria itu mendekati wajahnya. Kini Jiwoon bisa merasakan deru nafas suaminya yang kian memburu. Ia sangat senang jika sudah membuat Kyuhyun merasa dipermainkan seperti ini.

“Beruntung karena memiliki diriku?” Jiwoon mengakhiri kalimatnya dengan derai tawa menggoda kemudian mengerling nakal ke arah Kyuhyun lalu menarik bibir Kyuhyun untuk menyatu dengan bibirnya.

Mereka berdua menikmati ciuman hangat itu dan terhanyut pada pikiran masing-masing. Dan walaupun Jiwoon tak pernah menganggap serius hubungannya dengan Kyuhyun, setidaknya pria itu tahu kalau Jiwoon tak akan pernah meninggalkannya.

oOo

HELL-O! THIS IS MY FIRST POST! XD

Gatau harus ngepost apa, jadilah aku posting FF ini :3

LET ME LAUGH OUT LOUT FIRST AND TELL YOU SOME SECRET IN THIS FICTION lol

-Hanya sayang, walaupun memiliki IQ yang sangat tinggi, pria itu tak bisa membedakan siang dan malam. Tau kan waktu presscon SS5 kemarin, Kyuhyun mengucapkan selamat malam padahal pas itu masih jam siang. Jam berapa gitu gue lupa. Efek ga bakal ada foto Yesung tuh gini nih, aku males ngikutin perkembangan om-om alay dan bohay itu. Dan kalimat ini pernah aku bikin tweet dan sukses bikin ngakak Kak Rani yg lagi galau gara-gara sexy dancer HAHHAHAA

-Kalau kau mengatakan ingin bertemu dengannya pukul 4 sore, paling tidak kau harus membuat janji 6 jam sebelumnya. Kalimat ini terinspirasi dari om Ronzzykevin LOL. Kalo lo adalah salah satu pembaca setia-nya Kaoskakibau, gue yakin lo pasti tau gimana suntuknya dia nungguin temennya yang lelet minta ampun. Walaupun artikel waktu itu isinya S4 dan gue sama sekali engga ngikutin perkembangan musik dalam negeri-kecuali Agnez Monica.

-“Cho Kyuhyun menonton Breaking Dawn dan di-skip sampai bed scene antara Bella dan Edward. Menurutmu orang itu baik-baik saja?” I thinks this guy is the most pervert guy on SJ, besides Lee Hyukjae :lol:

Yaudah kegilaan ini terjadi karena aku stress sama penyiksaan Pak Imron yang nyuruh kita datang latihan jam 8 sampe jam 12 boleh pulang, terus jam 3 balik lagi ke sekolah sampe jam 6 baru dipulangkan (_ _)

Well… Aku mengalami hal ini lagi -_- Jadi selama liburan ini, tiap harinya aku-dan para member bakal jadi penghuni sekolah tetap seharian -_- Wajar aja sih, kalo lomba tingkat nasional kan latihannya memang harus full and I hope I could managed this.

And Im so sorry for too many bitch words in here XD That’s why I have to rated this fiction as NC-14 lololol

Labels:



FUTURE
WELCOME TO MANNEQUIN'S WORLD!
Hai. Im Lucifer. Im not the beauty one. Im the beast. Im not perfect but Im limited edition. Please give me credit after taking my artwork. Thanks